Bendera Tauhid

Minggu, 31 Mei 2015

Metode barat melakukan perang pemikiran

Ada 4 metode perang pemikiran barat kepada Islam. Sebagai umat Islam kita harus berhati - hati dan jangan terjebak.

Pertama. Taskyik menciptakan keraguan dan pendangkalan umat Islam terhadap agamanya

Kedua, Tasywih : menghilangkan kebanggan kaum muslimin terhadap agamanya

Ketiga, Tadjwib Pelarutan budaya dan pemikiran, disini Islam akan di larutkan dengan pemikiran bukan islam semisal sosialisme islami, demokrasi Islam dll

Keempat, Taghrib : Pembaratan dunia islam. Umat Islam dipaksa untuk menerima pemikiran Barat, seperti sekulerisme demokrasi liberalisme kapitalisme pluralisme ham Dll.


Sabtu, 23 Mei 2015

Sejarah kemuliaan Kekhalifahan

➖➖➖➖➖➖➖➖➖🌿
_Biarkan Sejarah Bicara_
Antara tahun 1845-1852 M kelaparan hebat terjadi di seantero Eropa. Peristiwa itu dikenal dengan "the Great Hunger". Walaupun bencana kelaparan merata di Eropa, namun kelaparan terparah terjadi di Irlandia dan Skotlandia. Kelaparan ini disebabkan panen kentang yg berulang kali gagal, sementara kentang yg ada diserang jamur berbahaya sehingga tdk dapat dikonsumsi. Selain itu kelaparan juga disebabkan oleh kebijakan pemerintah Inggris yg mengekspor bibit kentang ke wilayah utara serta pemberlakuan tanam paksa dengan harga sewa tanah yg tinggi terhadap petani irlandia, yg saat itu dibawah kekuasaan Inggris.
Akibat bencana kelaparan ini angka kematian meningkat, lebih dari 1 juta orang meninggal dunia, terjadi imigrasi besar2an yg membuat jumlah penduduk Irlandia berkurang sebanyak 25%.
Mendengar peristiwa itu Sultan Ottoman Turki Abdul Majid 1 menyatakan keinginannya untuk mengirimkan bantuan sebesar 10.000 sterling demi membantu para petani Irlandia. Akan tetapi Ratu Victoria meminta Sultan untuk mengirimkan 1.000 sterling saja. Permintaan Ratu Victoria memang aneh, sepertinya dia tidak mau terlihat rendah karena sebelumnya hanya mengirimkan 2.000 sterling, jumlah yg jauh lebih kecil dibanding tawaran sultan. Sultan pun sepakat dengan permintaan tersebut. Dia hanya mengirimkan 1.000 sterling, namun secara diam2 Sang Sultan mengirimkan 3 kapal besar yg memuat makanan, sepatu dan keperluan lainnya.
Mengetahui hal itu, pemerintah Inggris berusaha memblokir kapal yg membawa bantuan tersebut, akan tetapi kapal2 itu berhasil berlabuh di pelabuhan Drogheda dengan aman. Setelah mengantarkan kapal tersebut, para pelaut Ottoman meninggalkan pelabuhan Drogheda dan kembali ke Turky. Atas pemberian itu masyarakat Irlandia menyampaikan rasa terima kasih kepada sultan Abul Majid 1 melalui sebuah surat yg hingga saat ini masih tersimpan rapi di mesium arsip Turky. Dalam surat tersebut para pembesar dan bangsawan Irlandia menyampaikan pujian kepada Sultan, dan berharap agar tindakan Ottoman menjadi contoh bagi negara-negara lainnya di Eropa.
Hingga kini peristiwa bersejarah itu masih sangat membekas dihati masyarakat Irlandia, terutama bagi mereka yg tinggal disekitar pelabuhan Drogheda. Dan sejak peristiwa itu pula masyarakat Irlandia menganggap Turki seperti saudara sendiri, sehingga tak jarang siapapun yg pernah berkunjung ke Irlandia khususnya di Drogheda dapat dengan mudah menyaksikan hal2 yg bernuansa turky, bahkan salah satu club sepak bola Irlandia Drogheda United menjadikan lambang kesultanan Ottoman sebagai lambang clubnya, sebagai penghormatan terhadap kekhalifahan Ottoman Turky. Mereka bangga dengan lambang tersebut disaat sebagian kaum muslimin bangga dengan jersey berlambangkan salib. 
Allahulmustaan
Begitulah bila islam memimpin.
(Disadur dari: Shalatin Daulah Al-Utsmaniyah)
__________________
Madinah 01-08-1436
✒ Oleh Ust. Aan Chandra Thalib El Gharantaly.                                                 
🌴🌿☀🌴🌿☀🌴🌿☀

Selasa, 12 Mei 2015

Kemakmuran negara Khilafah

NEGARA TAK HANYA MENJAMIN KEBUTUHAN DASAR,
BAHKAN HUTANG DAN NIKAH PUN DIJAMIN
Oleh: KH Hafidz Abdurrahman


Ketika ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz menjadi Khalifah, yang tak lebih dari 2 tahun, banyak kebijakan strategis yang dilakukan. Khususnya terkait dengan jaminan kebutuhan dasar dan kesejahteraan masyarakat. Sumber Baitul Mal pada waktu itu, bukan hanya zakat, tetapi juga jizyah, pajak, khumus rikaz [seperlima harta temua], ghanimah [rampasan perang] dan kharaj. Semuanya ini dikelola sedemikian, sehingga bisa didistribusikan kepada masyarakat, termasuk subsidi langsung. 

Kepada Wali Irak, ‘Abdul Hamid bin ‘Abdurrahman, sang Khalifah menginstruksikan, “Bagikan subsidi itu kepada rakyat.” ‘Abdul Hamid pun membalas surat sang Khalifah, “Saya telah membagikan subsidi mereka, tetapi harta di Baitul Mal masih berlimpah.” Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz pun menginstruksikan, “Kalau begitu, periksalah orang-orang yang mempunyai hutang dengan teliti, hitung benar-benar agar tidak kelewat. Lalu, bayarlah hutangnya.” Sang Wali pun menjawab surat Khalifah, “Sesungguhnya, saya juga telah membayar hutang-hutang mereka. Tetapi, harta di Baitul Mal masih berlimpah.” Maka, sang Khalifah pun menginstruksikan, “Kalau begitu, carilah para pemuda dan pemudi yang tidak mempunyai harta, dan ingin menikah. Nikahkanlah mereka, dan bayarlah maskawinnya.” ‘Abdul Hamid pun membalas titah sang Khalifah, “Saya pun telah menikahkan mereka, tetapi harta di Baitul Mal masih juga berlimpah.” 

Khalifah ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz pun menginstruksikan kepada Walinya itu, “Siapa saja yang mempunyai kewajiban membayar jizyah atau kharaj, tetapi mempunyai kesulitan, maka berilah pinjaman sejumlah harta agar bisa mengelola tanahnya. Karena aku tidak ingin mereka berlarut-larut dalam penderitaan dalam satu hingga dua tahun.” Mereka pun mendapatkan pinjaman modal dari Baitul Mal, sehingga tanah-tanah pertanian mereka pun terkelola dengan baik. Pendapatan negara pun meningkat, seiring dengan meningkatnya produktivitas masyarakatnya. 

Melimpahnya harta Baitul Mal ini merupakan buah dari kebijakan ekonomi dan politik yang adil. Menurut Ibn Katsir, ketika Khalifah al-Mu’tadhid (w. 279 H), Khalifah ‘Abbasiyyah wafat, beliau telah mewariskan dana Baitul Mal sebesar 17 juta Dinar. Atau setara dengan Rp. 50.575.000.000.000 [lima puluh triliun lima ratus tujuh puluh lima miliar rupiah]. Dana ini sangat besar untuk ukuran zaman itu. 

Dengan dana yang begitu besar, tidak ada kesulitan bagi Baitul Mal untuk mendanai seluruh kebutuhan pokok rakyatnya, seperti sandang, papan, pangan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Bahkan, bukan hanya kebutuhan pokok yang bisa dipenuhi oleh negara, namun Negara Khilafah pun mampu memberikan subsidi, melunasi hutang-hutang, sekaligus membiayai pernikahan mereka yang tidak mampu menikah. 

Kebijakan seperti ini tidak pernah ada dalam sejarah peradaban manapun, kecuali peradaban Islam yang agung dan mulia. Maka, wajar jika ‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz dalam dua tahun saja bisa memberantas kemiskinan, sehingga tidak ada lagi mustahiq zakat yang berhak menerima zakat lagi, karena kerja keras dan keadilannya yang luar biasa. Begitulah indahnya sistem Islam, jika diterapkan dengan baik dan sempuran. Hasilnya sungguh luar biasa. [Dari berbagai sumber]

Minggu, 03 Mei 2015

Jangan jadikan nafsu sebagai tuhan

Jika akal mengendalikan seseorang secara penuh. Maka hawa nafsu akan tunduk patuh kepadanya.

Demikian sebaliknya, kalau kekuasaan berada ditangan hawa nafsu, maka akal akan menjadi tawanan dan hamba baginya.

Rasulullah memuji orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya sebagai petarung sejati,

"Petarung sejati bukanlah yang pandai bergulat, tetapi yang mampu mengendalikan nafsunya saat marah.” (HR. Bukhari-Muslim)

Mengendalikan hawa nafsu bak bertempur tiada habisnya.Di setiap waktu,tempat, &keadaan harus senantiasa sigap melawan bisikan nafsu negatif

"Dan siapakah yang lebih sesat daripada org yg mengikuti hawa nafsunya dgn tdk mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun.”(QS Al Qashash:50)

Kendalikan diri dari nafsu tuk berghibah,suudzon (memandang buruk segala hal),tak bersyukur, dan berbagai pnyakit hati lainnya

”Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” al-Hujurat: 12  - Maha benar Allah dengan segala firman-Nya.